Ingin Memiliki Anak Laki-Laki?

Banyak keluarga belum merasa lengkap tanpa hadirnya seorang anak laki-laki atau perempuan dalam keluarganya. Tidak jarang mereka terus berupaya mendapatkan anak sesuai jenis kelamin yang diharapkan, walau hasilnya seringkali mengecewakan, karena hanya anak dengan jenis kelamin tertentu saja yang dilahirkan. Tentu saja keinginan yang besar untuk memiliki anak dengan jenis kelamin tertentu tanpa adanya pengetahuan sama sekali tentang bagaimana cara mengupayakannya, akan membuat program Keluarga Berencana menjadi kacau balau, karena mereka akan mencoba dan terus mencoba untuk mendapatkan anak yang diidam-idamkannya.

Siapakah yang sebenarnya menentukan jenis kelamin anak? Jawabnya adalah sperma yang berasal dari suami. Kita kenal dua macam sperma yaitu sperma Y yang akan menurunkan anak laki-laki, dan sperma X yang akan menghasilkan anak perempuan. Walaupun bentuk anatomi dari ke dua jenis sperma ini hampir sama, namun sebenarnya masing-masing memiliki sifat karakteristik yang berbeda.

Pertama, sperma Y ukurannya lebih kecil daripada sperma X, kedua sperma Y bergerak lebih cepat daripada sperma X, dan ketiga sperma X lebih kuat dan tahan terhadap berbagai macam suasana (asam). Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, sebenarmya saat ini sangat dimungkinkan untuk mendapatkan anak dengan jenis kelamin tertentu, karena sperma sebagai penentu jenis kelamin anak sebenarnya dapat dipisahkan secara laboratoris.

Namun karena alasan etika dan sosial, pemilihan jenis kelamin ini tidak mungkin dilaksanakan, kecuali pada kasus-kasus tertentu misalnya pada bayi tabung, dan pada beberapa kasus penyakit keturunan dimana penyakit tertentu hanya akan diderita oleh jenis kelamin tertentu saja.

Apabila pemilihan jenis kelamin anak bebas dilakukan, maka dikhawatirkan keseimbangan populasi wanita dan pria di dunia akan menjadi tidak seimbang, sehingga dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan.

Dengan ulasan di atas Anda tidak perlu berkecil hati, karena tetap ada upaya yang bisa dilakukan dengan tetap mengikuti anjuran medis berdasarkan fakta-fakta ilmiah, di mana teori ini akan dikemukakan oleh Dr. Shettles. Hal paling penting yang harus diketahui adalah kapan sang istri mengalami ovulasi (saat dimana sel telur telah matang, keluar dari indung telur, dan siap untuk dibuahi oleh sperma), sehingga saat hubungan seksual dapat diatur.

Pada prinsipnya, untuk mendapatkan anak laki-laki, maka hubungan seksual dilakukan sedekat mungkin saat ovulasi, sedangkan untuk mendapatkan anak perempuan maka hubungan seksual dilakukan dua hari atau lebih sebelum atau setelah ovulasi.

Setelah mengetahui saat ovulasi, maka untuk mendapatkan anak laki-laki caranya adalah pertama, melakukan abstinensia (tidak berhubungan seksual baik dengan atau tanpa kondom) selama 4-5 hari, kemudian melakukan hubungan seksual hanya pada saat ovulasi saja.

Kedua, membuat suasana basa dengan melakukan vaginal douch (pembilasan vagina) menggunakan larutan soda (satu sendok makan soda dicampur dengan ½ liter air hangat). Larutan ini dipakai untuk membilas vagina sebelum melakukan hubungan seksual dengan menggunakan botol beraplikator.

Ketiga, wanita sebaiknya mengalami orgasme. Tujuannya untuk meningkatkan jumlah dan aliran sekret basa alami; dan adanya kontraksi rahim saat orgasme akan membantu perjalanan sperma ke dalam serviks (mulut rahim). Keempat, suami sebaiknya melakukan penetrasi dalam saat ejakulasi (saat pengeluaran sperma) karena hal ini akan membantu menempatkan sperma pada tempat yang paling dekat dengan serviks.

Kelima, posisi hubungan seksual dilakukan dari arah belakang agar sperma terkumpul pada daerah dekat dengan serviks sehingga sperma lebih mudah untuk naik ke dalam rahim.

Untuk membantu keberhasilan memperoleh bayi laki-laki, maka ibu sebaiknya, mengatur konsumsi makanan, dalam bentuk menghindari dan mengonsumsi makanan-makanan tertentu. Makanan yang sebaiknya dihindari adalah susu dalam segala bentuk (keju, yogurt, dll), kue, biskut, dan roti yang mengandung susu, coklat, kacang, kerang, kol, bayam, dan daun selada.

Sedangkan makanan yang dianjurkan yaitu yang berkadar garam tinggi, nasi, roti, biskut dan kue tanpa susu, kripik jagung, daging, ikan, telur (1-2/minggu), puding (tanpa susu), semua sayuran (kecuali yang dilarang), semua buah segar, margarin, gula, kopi, teh, sari buah, dan minuman bersoda.

Karena kunci dari permasalahan adalah menentukan saat ovulasi yang tepat, maka sebelum usaha ini dilakukan hendaknya pengetahuan dasar mengenai penentuan saat ovulasi benar-benar harus dikuasai, sehingga diperlukan latihan atau uji coba yang berulang kali. Akan lebih baik lagi apabila hal ini dikonsultasikan pada dokter keluarga untuk mengurangi risiko kegagalan.