Plasenta atau ari-ari mulai terbentuk bersama dengan awal perkembangan janin, namun baru berfungsi sempurna setelah kehamilan 16 minggu. Plasenta berperan menyalurkan segala keperluan janin (misalnya nutrisi dan oksigen) selama janin dalam kandungan. Plasenta ini secara normal akan terlepas dari dinding rahim dalam waktu 30 menit setelah bayi dilahirkan. Pada keadaan tidak normal, plasenta bisa terletak atau menempel di rahim bagian bawah sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh permukaan jalan lahir. Keadaan inilah yang disebut plasenta previa.
Adapun penyebabnya hingga kini tak diketahui secara pasti, namun diperkirakan akibat luka bekas operasi rahim atau operasi sesar, kuret yang kurang baik, infeksi pada rahim, usia tua, atau jumlah kehamilan yang banyak.
Namun tidak semua kelainan letak plasenta tersebut berbahaya. Bila plasenta tidak menutupi seluruh atau sebagian besar jalan lahir, persalinan normal masih mungkin dilakukan. Yang paling berbahaya jika seluruh pembukaan jalan lahir benar-benar tertutup oleh plasenta (plasenta previa totalis). Perdarahan bisa terjadi beberapa kali dalam periode kehamilan. Perdarahan pertama biasanya terjadi pada kehamilan di atas tujuh bulan. Biasanya perdarahan yang terjadi tidak banyak sehingga tidak selalu berakibat fatal, baik bagi ibu maupun janinnya. Sifat dari perdarahannya adalah tanpa disertai rasa nyeri, darah berwarna merah segar, dan dapat terjadi pada saat istirahat, bekerja, maupun setelah melakukan hubungan seksual. Apabila perdarahannya tergolong ringan sementara janin belum cukup umur, Ibu bisa meneruskan kehamilan dengan tujuan memberi waktu cukup agar janin bisa berkembang dulu dan cukup matang untuk hidup di luar rahim.
Pada keadaan ini Ibu harus istirahat total (bedrest) di rumah sakit karena memerlukan pengawasan dokter dan Ibu akan segera ditangani bila mendadak mengalami perdarahan hebat. Namun pada usia kehamilan berapa pun, apabila terjadi perdarahan banyak, harus segera di akhiri dengan operasi cesar untuk menyelamatkan nyawa sang ibu.
Perdarahan juga sering kali bisa terjadi bersama-sama dengan proses persalinan, dan biasanya perdarahannya lebih hebat dan bisa berakibat fatal baik bagi ibu maupun janin. Sebab, dengan makin besar kehamilan atau pembukaan jalan lahir, pembuluh darah plasenta dapat pecah sehingga darah dapat mengucur deras tiada henti (seperti air keran) dalam waktu singkat, sehingga ibu dan janin bisa kekurangan darah secara tepat. Yang lebih awal mengalami dampak perdarahan ini adalah keselamatan janin, baru kemudian keselamatan ibu yang dipertaruhkan. Pada keadaan ini Ibu harus segera menjalani operasi sesar. Nah, dengan dilahirkannya janin dan plasentanya, rahim akan mengalami kontraksi dengan kuat sehingga perdarahan dapat berhenti. Ibu tidak perlu khawatir terhadap kehamilan berikut, karena bila letak plasenta pada kehamilan selanjutnya berada pada posisi normal, ibu masih mungkin dapat melahirkan secara normal, asalkan syarat-syarat persalinan normal pasca operasi sesar terpenuhi
Untuk menghindari efek fatal akibat plasenta previa, ibu hamil harus rajin mengecek kehamilannya ke dokter terdekat. Dengan cara ini, sejak dini dokter dapat mengetahui apakah letak plasentanya normal atau tidak. Keadaan ini bisa terdeteksi dengan pemeriksaan USG pada usia kehamilan kurang dari 28 mingu. Jika sejak dini kelainan letak plasenta diketahui, kita bisa mengantisipasi agar kehamilan berjalan lancar agar ibu dan janin dapat selamat tanpa terkena efek yang sangat berbahaya.
Tulis Komentar