Alergi Susu Sapi Pada Bayi & Anak

Alergi susu sapi adalah suatu penyakit akibat reaksi imunologis terhadap protein susu sapi dan reaksi ini dapat berjalan segera atau lambat. Protein susu sapi merupakan alergen tersering pada berbagai reaksi hipersensitivitas pada anak. Alergi susu sapi berperan penting dalam perkembangan penyakit alergi contohnya asma dan rinitis. Anak yang memiliki kecenderungan alergi berdasarkan riwayat penyakit atopi dalam keluarga (orang tua, saudara, kakek, nenek dan orang tua sendiri) seperti asma, rinitis, dermatitis atopik, urtikaria, alergi makanan, dan alergi obat. Presentase resiko alergi pada :

1. Anak yang kedua orang tua memiliki riwayat alergi memiliki resiko 40-60 %, dan jika kedua orang tua memiliki manifestasi alergi yang sama maka resiko alergi pada anak adalah 60-80 %
2. Anak yang salah satu orang tua memiliki memiliki riwayat alergi memiliki resiko 40 %
3. Anak yang memiliki saudara kandung yang alergi beresiko 25-30 %
4. Anak yang kedua orang tuanya tidak memiliki riwayat alergi beresiko sekitar 5 %.

Adapun gejala klinis alergi susu sapi sesuai organ dapat berupa :

1. Kulit seperti urtikaria, dermatitis atopik dan ruam
 2. Saluran nafas seperti batuk berulang terutama malam hari, setelah latihan, asma atau mengi dan rinitis alergi
3. Saluran cerna seperti muntah, diare, berak darah, kolik dan konstipasi
4. Anemia
5. Berat badan sulit naik atau gagal tumbuh

Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah : kadar eosinofil total dalam darah, kadar IgE total dan IgE spesifik susu sapi, Radioallergosorbent test (RAST) positif bila hasilnya 1, skin prick test, Uji provokasi susu sapi.

Sedangkan penanganan alergi susu sapi sebagai berikut :

1. ASI eksklusif dengan penghindaran susu sapi dan produk susu sapi pada ibu
 2. Eliminasi susu sapi direncanakan selama 6-18 bulan. Bila gejala menghilang maka dapat dicoba provokasi selama 6 bulan
3. Eliminasi susu sapi serta produknya dari diit ibu menyusui yang berisiko atopi. Tidak dianjurkan mengganti susu sapi dari diit dengan susu kambing atau hewan lain karena adanya reaksi silang.
 4. Terapi simptomatis sesuai gejala klinis yang ditimbulkan dari alergi susu sapi
 5. Mempertimbangkan penggunaan susu sapi terhidrolisat sempurna pada bayi atau anak yang sudah didiagnosa alergi susu sapi namun tidak ada ketersediaan ASI dengan konsultasi terlebih dahulu dengan Dokter Anak.