Perlukah Periksa Dalam Vagina Saat Hamil?

Seorang wanita yang diperkirakan sedang hamil muda akan dilakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan kehamilannya. Kali pertama yang dilakukan dokter adalah wawancara, Tanya jawab mengenai hari pertama haid yang terakhir, keluhan-keluhan yang dialami (seperti mual, muntah, dan pusing), menanyakan riwayat kehamilan terdahulu (misalnya keguguran, adanya kelahiran cacat), dan riwayat persalinan terdahulu (pernah operasi sesar). Dokter juga menanyakan riwayat penyakit lain yang diderita atau penyakit dalam keluarga (misalnya kencing manis). Selanjutnya, dokter memeriksa bagian dalam vagina yang biasanya dilakukan pada ibu yang baru datang kali pertama. Pemeriksaan itu sangat diperlukan, terutama bagi mereka yang kemungkinan mengalami kehamilan berisiko, misalnya pernah keguguran.

Periksa yang disebut vaginal examination adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan memasukkan jari tengah dan jari telunjuk tangan kanan ke dalam vagina sedalam 8-12 cm (tergantung panjang vagina). Pemeriksaan itu biasanya disertai dengan bantuan tangan kiri dengan menekan perut ibu bagian luar. Dengan cara demikian, dokter dapat mengetahui keadaan jalan lahir termasuk alat kelamin bagian dalam, mengetahui adanya kehamilan, kelainan, atau gangguan pada rahim.

Selain menggunakan jari tangan, apabila diperlukan pemeriksaan dapat dilanjutkan menggunakan alat cocor bebek atau spekulum. Alat itu dimanfaatkan untuk melihat secara langsung kelainan yang mungkin ada tetapi sulit dipastikan hanya dengan pemeriksaan menggunakan jari saja. Biasanya pemeriksaan itu dilakukan pada kehamilan yang disertai dengan perdarahan, keputihan, atau kecurigaan tumor pada mulut rahim.

Sebagai pelengkap, dokter melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk melihat jumlah janin, detak janin, detak jantung janin, kehamilan di dalam atau di luaar kandungan, kista, dan mioma pada rahim.

Selain itu, pemeriksaan tersebut juga bertujuan untuk melihat normal atau tidak posisi janin di dalam rahim sehingga bisa diperkirakan bagaimana proses kelahirannya nanti, apakah alami atau melalui operasi. Ada satu pengecualian, pada hamil tua tidak boleh dilakukan periksa dalam vagina, yaitu pada keadaan plasenta previa (plasenta-ari menutupi jalan lahir) karena dapat menimbulkan perdarahan.

Kadang-kadang pasien mengeluh sakit pada waktu dilakukan pemeriksaan dalam. Hal itu biasa terjadi lantaran ibu merasa takut terhadap apa yang akan dilakukan dokter. Apabila ibu dalam keadaan tegang, otot-otot di sekitar vagina akan kaku sehingga akan menjepit dan menyulitkan dokter untuk melakukan pemeriksaan. Akan tetapi apabila Anda rileks, otot-otot vagina dan dasar panggul akan relaks dan mengendur dan ibu tidak merasa sakit serta segala sesuatu yang tidak normal, misalnya ada kista, akan lebih mudah terdeteksi dan demikian pula dengan kelainan pada vagina dan rahim akan lebih mudah diketahui.

Yang juga harus diperhatikan pada saat pemeriksaan diri ke dokter adalah pakaian yang dikenakan. Sebaiknya tidak memakai celana panjang, agar lebih praktis dan mudah dalam pemeriksaan.